Jumat, 15 Januari 2021 pukul 02:28:17 gempa dengan magnitude 6,2 SR mengguncang Majene, Sulawesi Barat.
Tak hanya banyak bangunan yang luluhlantak, gempa juga membuat akses jalan terputus akibat longsor di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, jaringan listrik bahkan juga sempat terputus. Gempa dengan magnitude yang cukup besar tersebut dilaporkan telah mengakibatkan banyak korban, sebagian besar korban mengalami trauma akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Tampak Prof. DR. dr. Idrus A. Paturussi, Sp.B, Sp.OT (K) Spine bersama DR. dr. Muhammad Sakti, Sp.OT (K) dan dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT (K) Spine sedang melakukan penanganan operasi terhadap korban gempa Mamuju Tampak pada foto DR. dr. Muhammad Sakti, Sp.OT (K), dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT (K), dan dr. Muhammda Andry Usman, Ph.D, Sp.OT (K) sedang melakukan penanganan operasi terhadap korban gempa Mamuju Dokumentasi bersama tim medis Gempa Mamuju – Majene PABOI Sulselbar – Irian Jaya Tampak Prof. DR. dr. Idrus A. Paturussi, Sp.B, Sp.OT (K) Spine bersama DR. dr. Muhammad Sakti, Sp.OT (K) dan dr. Jainal Arifin, M.Kes, Sp.OT (K) Spine sedang melakukan penanganan operasi terhadap korban gempa Mamuju
Beruntung respon dan koordinasi cepat segera dilakukan oleh tim PABOI Sulselbar – Irian Jaya. Tim terdiri dari dokter spesialis Ortopedi dan Traumatologi serta residen Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pada tanggal 15 Januari 2021, hari pertama gempa Majene (6,2 SR), tim advance awal PABOI Sulselbar – Irian Jaya yang terdiri dari empat ahli bedah Ortopedi sudah tiba di Mamuju. Langkah pertama dilakukan assessment (penelisiran) di sekitar area bencana, tampak RS Mitra Manakara Mamuju ambruk dan tidak dapat digunakan, serta pelayanan kesehatan seluruhnya dialihkan ke RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
Keesokan harinya, Sabtu 16 Januari 2021, tim kedua yang terdiri dari sembilan ahli bedah Ortopedi dan tiga orang residen Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin Makassar berangkat dari Makassar bertolak menuju Mamuju. Sesampainya di Mamuju seluruh tim langsung melakukan evaluasi kelayakan ruang operasi, dan setelah disimpulkan bahwa ruangan dan gedung operasi masih layak, tim dari PABOI Sulselbar – Irian Jaya langsung melakukan operasi penanganan terhadap korban-korban gempa Mamuju.
Dalam dua hari, tim yang dipimpin oleh Prof. DR. dr. Idrus A. Paturussi, Sp.B, Sp.OT (K) Spine ini dapat melakukan sebanyak 30 operasi penanganan fraktur pada masyarakat terdampak gempa Mamuju, tentunya hal tersebut merupakan suatu tantangan yang amat besar, mengingat tim harus bekerja menyelamatkan banyak jiwa ditengah kondisi Pandemi COVID-19, dimana screening pasien dan penggunaan alat pelindung diri (APD) harus sangat diperhatikan.
Terimakasih kepada segenap tim medis gempa Mamuju-Majene PABOI Sulselbar – Irian Jaya, semoga duka akibat bencana alam ini dapat segera hilang, dan ketakutan akibat pandemi dapat segera dituntaskan.
Sehat selalu guru-guru kami, ahli bedah Ortopedi dan Traumatologi PABOI Sulselbar – Irian Jaya, Departemen Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.