4 May 2024

Dalam sebuah prestasi akademik yang mengangkat nama Universitas Hasanuddin (Unhas) ke tingkat internasional, seorang dosen FK UNHAS baru-baru ini memberikan presentasi ilmiah yang memukau di Asia Pacific Society of Dialysis Access (APSDA) 2023. APSDA adalah organisasi ini berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien Dialisis / terapi pengganti ginjal terutama pada akses dialisis dan wadah bagi ahli intervensi nefrologi untuk berbagi ilmu dan inovasi pada bidangnya

Dalam kongres yang diselenggarakan di Cairns, Queensland, Australia, dosen FK UNHAS, dr. Achmad Fikry, Sp.PD, memaparkan hasil penelitiannya tentang “Prevalensi Peritonitis pada Pasien Dialisis Peritoneal di Makassar, Indonesia.” Presentasi ini merupakan upaya untuk memahami peritonitis, sebuah masalah umum yang dialami oleh pasien dialisis peritoneal di Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 43% pasien dialisis peritoneal di Makassar beralih ke hemodialisis akibat peritonitis, dan yang lebih mengkhawatirkan, 50% pasien peritonitis di Makassar berakhir dengan kematian.

Presentasi dr. Fikry, bukan hanya sekadar penyampaian informasi hasil penelitian, tetapi juga merupakan kontribusi signifikan terhadap perawatan pasien dialisis di tingkat global. Melalui penelitian ini, dr. Fikry memberikan wawasan yang berharga dalam menangani peritonitis dan meningkatkan perawatan pasien di Makassar.

Kongres APSDA 2023 di Australia juga disorot oleh kehadiran tokoh terkemuka, Takashi Sato, M.D., Presiden Asia Pacific Society of Dialysis Access dan Direktur Eksekutif Kaikoukai Healthcare Corporation. Hal ini menunjukkan sejauh mana kongres ini penting dalam dunia perawatan pasien dialisis di tingkat internasional.

Kehadiran dr. Fikry, dalam kongres ini juga memperkuat peran FK UNHAS dalam mengatasi tantangan medis global. Universitas Hasanuddin dengan bangga mendukung inisiatif dosen dan peneliti dalam berkontribusi pada perawatan pasien dialisis yang lebih baik.

Presentasi dr. Fikry, adalah bukti nyata akan kemampuan dosen FK Unhas dalam menghadapi tantangan global dalam perawatan pasien dialisis. Hasil penelitiannya diharapkan akan membantu mengurangi dampak peritonitis dan meningkatkan kualitas hidup pasien dialisis di Makassar, Indonesia, serta di seluruh dunia.